
Sambut Ramadhan dengan Taubat
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَل مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً
وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ
فَإِنَّ أَصْدَقَ الحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَ خَيْرَ الهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍوَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ َوكُلَّ
بِدْعَةٍضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّار
Sidang Jum’at Rahimakumullah
Kesalahan dan dosa adalah suatu kelaziman. Tidak ada manusia yang ma’shum, setebal apapun tingkat keimanannya, seluas apapun ilmunya dan sedalam apapun ketaqwaannya kepada Allah, selama dia masih manusia, dia pasti suatu kali akan melakukan kesalahan dan dosa. Allah memang tidak berkehendak menciptakan manusia dalam keadaan bersih dari kesalahan dan sempurna dari dosa, karena Allah hanya menginginkan kesempurnaan untuk diriNya. Persoalan sebenarnya bukan pada manusia yang berdosa dan bersalah, akan tetapi apa yang dilakukan setelah dosa dan kesalahan tersebut? Firman Allah SWT QS. Ali Imran: 135
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا
فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (Ali- Imran :135).
Nabi Adam telah mengukir keteladanannya dalam hal ini, bukan pada pelanggarannya terhadap larangan Allah, akan tetapi pada apa yang dia lakukan setelah dia melakukan pelanggaran tersebut. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa Adam bersama istrinya telah diizinkan oleh Allah tinggal di dalam surga. Allah melarangnya mendekati satu pohon yang ada di sana, tetapi Adam melanggarnya karena bujuk rayu syetan, akan tetapi setelah itu Adam menyesali dan menyadari kesalahannya serta memohon ampun kepada Allah. Allah mengampuninya dan Adampun menjadi lebih mulian dan lebih baik dari sebelumnya. Firman Allah SWT
ثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدَىٰ
Kemudian Tuhannya memilihnya maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk. (Thaha:122)
Sidang Jum’at Rahimakumullah
Di sisi lain, manakala Allah menciptakan Bani Adam dengan kesalahan dan dosanya, Dia pun membuka peluang perbaikan selebar lebarnya. Dia memanggil dan mengajak hamba-hambaNya agar memanfaatkan peluang tersebut sebaik-baiknya. Dan peluang ini senantiasa terbuka siang malam sepanjang umur manusia atau umur dunia ini Peluang tersebut adalah taubat untuk meraih ampunan Allah SWT.
Firman Allah SWT,
وَأَنِيبُوا إِلَىٰ رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ
Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). (Az Zumar:54)
Dari Nabi SAW, Allah SWT berfirman,
يا عبادي إنكم تخطئون بالليل والنهار وأنا أغفر الذنوب جميعا فاستغفروني أغفرلكم.
“Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian melakukan kesalahan siang-malam dan Aku mengampuni seluruh dosa, oleh karena itu mohonlah ampunan kepadaku, niscaya Aku mengampuni kalian.” (HR.Muslim dari Abu Dzar,Mukhtashar Shahih Muslim, no.1828)
Sidang Jum’at Rahimakumullah
Jika Allah mengajak kepada ampunan, berjanji memaafkan dan membuka pintunya lebar-lebar, sementara manusia selalu berdosa, maka tidak sekedar layak, akan tetapi sangat layak kalau kita mengetuk pintu tersebut dengan harapan Dia berkenan melimpahkan maafNya kepada kita semua, sesungguhnya Dia Maha Pengasih lagi Maha Pemurah.
Sekarang bagaimana caranya agar kita menggapai ampunan tersebut? Banyak cara dan jalan menggapai ampunan Allah. Lebih dari itu, cara-cara dan jalan-jalan tersebut adalah sangat mudah, tergantung kepada kita sendiri, ingin atau tidak ingin.
Sidang Jum’at Rahimakumullah
Cara pertama: Taubat
Jika Allah menghendaki, tidak ada dosa yang tidak terhapus oleh taubat, sebesar dan seberat apa pun ia, jangankan dosa-dosa kecil, dosa-dosa besar pun akan terhapus oleh taubat bahkan dosa tertinggi dalam Islam, syirik, juga akan terhapus oleh taubat dengan catatan kesyirikan tersebut tidak dibawa sampai mati, Lihatlah kepada sebagian sahabat Nabi yang di masa jahiliyah adalah orang-orang penyembah berhala. Begitu mereka bertaubat darinya, merekapun jadi manusia terbaik umat ini. Tengoklah seorang laki-laki dari umat terdahulu seperti yang dikisahka Rasulullah pembunuh seratus nyawa. Adakah di dunia ini pelaku dosa yang lebih besar dan lebih banyak darinya? Dosanya adalah pembunuhan dan korbannya adalah seratus nyawa. Laki-laki tersebut dengan dosanya itu tetap meraih ampunan Allah dengan taubatnya dan usaha kerasnya untuk memperbaiki diri yang dia buktikan dengan berhijrah ke kota lain yang bisa mendukung usahanya tersebut.
Sidang Jum’at Rahimakumullah
Taubat yang bagaimanakah yang dengannya seseorang dapat meraih ampunan Allah?
Yaitu taubat yang memenuhi lima syarat:
- Ikhlas: Maksudnya adalah, hendaknya pemicu taubat adalah harapan terhadap Allah dan kekhawatiran terhadap azabNya.
- Penyesalan, dan bukti penyesalan adalah harapan seandainya dia tidak melakukannya.
- Meninggalkan dosa-dosa, jika dosa karena meninggalkan suatu kewajiban maka taubatnya dengan melakukan yang mungkin dilakukan, dan jika dosa karena melakukan suatu larangan, maka dengan meninggalkannya, dan termasuk meninggalkan adalah meminta maaf kepada orang-orang yang kita zalimi dan mengembalikan haknya kepadanya. Ini jika dosa tersebut diantara sesama.
- Niat kuat untuk tidak mengulangi
- Taubat dilakukan sebelum pintunya ditutup. Kapan itu ? Jika nafas seseorang telah sampai di kerongkongan dan jika matahari terbit dari barat.
Dari Abu Hurairah ra. la berkata, Rasulullah SAW bersabda,
من تاب قبل أن تطلع الشمس من مغربها تاب الله عليه
“Barangsiapa bertaubat sebelum matahari terbit dari barat, maka Allah akan mengampuniNya.” (HR. Muslim, Mukhtashar Shahih Muslim, no.1920).
Dari Abdullah bin Umar dari Nabi SAW, beliau bersabda,
إن الله يقبل توبة العبد ما لم يعزيز
“Sesungguhnya Allah SWT, menerima taubat seorang hamba selama nafasnya belum sampal kerongkongan.” (HR. At-Tirmidzi, no.3537. At-Tirmidzi berkata, “Hadits hasan.”).
Taubat yang memenuhi lima syarat inilah yang menghadirkan ampunan Allah bagi pelakunya.