Peristiwa Isra dan Mi’raj
Oleh: Ustadz A. Tsabit Fikri Lubab, Lc., M.H.
Peristiwa Isra’dan Mi’raj terjadi pada tahun kesepuluh kenabian. Namun para ulama berselisih tentang waktu kejadiannya. Yang tidak ada perseselisihan yaitu tentang kebenaran peristiwa ini, karena kejadian ini diabadikan dalam Al-Quran dan Al-Hadits. Allah Azza wa Jalla menyebutkan peristiwa ini dalam surat Al;isro’ , Allah berfirman:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.[al-Isra’/17:1]
Isra’ Mi’raj sendiri adalah peristiwa agung yang menjadi salah satu tanda kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang menggugah hati dan jiwa setiap Muslim. Perjalanan malam Rasulullah Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah menuju Masjidil Aqsa di Yerusalem, kemudian naik ke langit untuk menerima wahyu dan perintah shalat langsung dari Allah, adalah sebuah perjalanan spiritual yang luar biasa dan penuh makna.
Peristiwa ini bukan hanya sekedar perjalanan fisik, melainkan perjalanan spiritual yang mengajarkan kita tentang keimanan, ketabahan, dan kedekatan dengan Sang Pencipta. Isra’ Mi’raj mengingatkan kita akan pentingnya peran shalat sebagai tiang agama yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya. Shalat yang diperintahkan langsung oleh Allah kepada Rasulullah SAW merupakan bukti cinta-Nya kepada umat manusia dan sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Setiap detail dalam peristiwa Isra’ Mi’raj ini mengandung pelajaran yang mendalam bagi kita semua. Mulai dari perjalanan Rasulullah yang menembus batas-batas waktu dan ruang, hingga pengalaman spiritual yang mengajarkan kesabaran, ketabahan, dan penghambaan yang tulus kepada Allah. Sebagai umat Islam, peringatan Isra’ Mi’raj adalah saat yang tepat untuk merenung, memperbarui niat, dan memperkuat tekad untuk selalu berada di jalan yang diridhai oleh Allah.
Dengan memaknai peristiwa Isra’ Mi’raj, semoga kita semakin menguatkan iman, meningkatkan ibadah, dan menjadikan shalat sebagai kewajiban yang tak bisa ditinggalkan. Begitu besar hikmah yang terkandung dalam perjalanan ini, yang bisa menggugah jiwa kita untuk terus mendekatkan diri kepada-Nya dengan penuh keikhlasan.
Dimensi Spiritual dan Teologis dalam peristiwa Isra’ Mi’raj
Peristiwa Isra’ Mi’raj bukan hanya sekedar kejadian sejarah, tetapi juga memiliki dimensi spiritual dan teologis yang mendalam, yang menggugah jiwa umat Islam untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah.
Dari sekian banyak dimensi spiritual dalam peristiwa ini, maka yang paling besar adalah terkait tentang pensyariatan sholat. sebagai hasil dari Isra’ Mi’raj, sholat bukan hanya sekadar ritual, tetapi sebuah bentuk pengabdian dan komunikasi yang sangat mendalam antara seorang hamba dengan Tuhan-Nya. Di dalam setiap gerakan shalat, seorang Muslim menghadap Allah, merendahkan diri, dan mengingat-Nya, yang menguatkan hubungan spiritual seseorang.
Shalat dalam Dimensi Teologis memiliki peran yang begitu utama, diantara bahwa Shalat sebagai Tiang Agama. Dalam Isra’ Mi’raj, Allah memerintahkan Rasulullah untuk menunaikan shalat lima waktu, yang menegaskan bahwa shalat adalah tiang agama. Ini menunjukkan bahwa ibadah shalat adalah pusat dari kehidupan seorang Muslim, sebagai cara untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah. Yang kedau Shalat sebagai Penghubung antara Hamba dan Allah, maka Shalat yang diperintahkan langsung oleh Allah dalam peristiwa ini memiliki makna mendalam. Shalat menjadi penghubung yang terus-menerus antara manusia dengan Sang Pencipta. Melalui shalat, umat Islam mengingat Allah dalam setiap waktu, mengakui kebesaran-Nya, dan meminta petunjuk-Nya.
Bahkan tidak jarang, para nabi sebelum nabi Muhammad telah menjadikan sholat sebagai bentuk ibadah kepada Allah yang paling utama. Diantaranya ialah nabi ibrohim ‘alai salam . di dalam beberapa ayat menyebutkan tentang bagaimana perhatian yang luar biasa dari nabi Ibrohim terkait sholat.
Pertama di dalam dalam surat ibrohim ;
رَبِّ ٱجْعَلْنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ
Artinya: Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. (surat ibrohim : 40)
Berdasarkan ayat di atas menunjukkan bahwa sholat dalam elktabilitas kehidupan manusia begitu penting.
Terlebih, bahwa semua fasilitas kehidupan yang Allah hadirkan di dalam kehidupan ini berawal dari sholatnya seseorang. Hal tersebut telah Allah sebutkan dalam Al-quran surat ibrohim ayat 37 :
رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ غَيْرِ ذِى زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ ٱلْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجْعَلْ أَفْـِٔدَةً مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهْوِىٓ إِلَيْهِمْ وَٱرْزُقْهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Artinya: Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.
Dan ternyata, perkara sholat dijadikan oleh Allah sebagai penentu bagaimana seseorang mendapatkan keberkahan di dalam hidupnya. Hal tersebut Allah sebutkan dalam surat Maryam ayat 31 :
وَجَعَلَنِى مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنتُ وَأَوْصَٰنِى بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱلزَّكَوٰةِ مَا دُمْتُ حَيًّا
Artinya: Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup.
Demikianlah beberapa bukti yang kuat dan jelas untuk menjelaskan kepada kita tentang pentingnya perkara sholat yang telah Allah syariatkan pada peristiwa isro’ dan mi’roj.
Hikmah Peristiwa Isra’ Mi’raj
1. Pentingnya Shalat sebagai Tiang Agama
Hikmah Utama: Perintah untuk melaksanakan shalat lima waktu langsung dari Allah kepada Rasulullah dalam peristiwa Mi’raj menggaris bawahi betapa pentingnya shalat dalam Islam. Shalat bukan hanya sekedar ibadah ritual, tetapi juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, memperkuat ketakwaan, dan menjaga hubungan spiritual dengan Tuhan.
2. Kesabaran dalam Menghadapi Ujian
Sebelum dan sesudah Isra’ Mi’raj, Rasulullah SAW menghadapi berbagai ujian berat, seperti ditinggal wafatnya istri tercinta, Siti Khadijah, dan pamannya, Abu Talib. Meskipun demikian, beliau tetap sabar dan tabah. Hikmah yang dapat diambil adalah bahwa dalam hidup ini, setiap ujian dan cobaan yang datang harus dihadapi dengan sabar dan tawakal kepada Allah.
3. Penghargaan terhadap Perjalanan Spiritual
Isra’ Mi’raj menunjukkan bahwa perjalanan spiritual tidak terbatas pada fisik semata. Ini merupakan simbol bahwa umat Islam harus terus berusaha untuk meningkatkan kualitas keimanan, tidak hanya melalui amal perbuatan, tetapi juga melalui kesadaran spiritual yang mendalam.
4. Pentingnya Ikhlas dan Pengorbanan
Dalam peristiwa ini, Rasulullah menunjukkan pengorbanan yang sangat besar, baik dalam menyampaikan wahyu maupun dalam menjalani peristiwa spiritual yang menuntut pengorbanan fisik dan mental. Ini mengajarkan kita untuk tidak segan-segan berkorban demi kebaikan dan ketaatan kepada Allah disertai dengan keikhlasan.
5. Keagungan Allah dalam Menciptakan Alam Semesta
Isra’ Mi’raj juga memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan Allah melalui berbagai pengalaman yang dialami oleh Rasulullah SAW, seperti melihat langit dan berbagai malaikat. Ini mengingatkan kita akan kebesaran ciptaan Allah dan betapa kecilnya kita sebagai hamba-Nya.