![](https://mpaq.or.id/wp-content/uploads/2024/02/Pandangan-Para-Ulama-tentang-Syiah.png)
Pandangan Para Ulama Tentang Syi’ah
Oleh : Ust. Muhammad Suparman al Jawi
Pendahuluan
Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan hidayah serta inayah-Nya kepada kita semua sehingga hingga detik ini kita masih memiliki iman yang melekat di dalam dada kita. Tidak hanya itu saja Dia juga telah menyediakan untuk kita hidayah dalam bentuk dilalah irsyadiyah yang tertuang di dalam ayat-ayat Al Qur an dan hadits hadits Nabawiyah yang shahih sehingga dengan mengkajinya memungkinkan kita merawat, memupuk dan menumbuh kembangkan iman tersebut sampai nanti kita tidak kembali menghadap kepada Allah SWT kecuali dalam keadaan iman dalam keadaan taqwa. Amin.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada uswah hasanah dan teladan kita Rasulullah SAW beserta seluruh keluarganya, para sahabatnya, para pengikut, pecinta dan pembela sunnah – sunnahnya sampai kelak Hari Kiamat.
Pendapat Ulama tentang Syi’ah
Berikut ini kami uraikan pendapat ulama saaf maupun khalaf tentang Syi’ah/Rafidhah;
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: Para ulama sepakat bahwa Syi’ah Rafidhah adalah salah satu golongan yang paling besar dustanya, kedustaannya sudah dikenal sejak lama. Karena itu para ulama memberikan cap dengan Kelompok yang Banyak Dustanya.”
Asyhab bin Abdul Aziz rahimahullah berkata : Imam Malik ditanya tentang Rafidhah, maka beliau menjawab: “Jangan bicara dengannya dan jangan meriwayatkan hadits darinya sesungguhnya mereka para pendusta.” Beliau juga berkata : Orang yang mencaci para sahabat Nabi SAW tidak memiliki bagian dalam Islam.”
Imam Ibnu Katsir rahimahullah memberikan penafsiran terhadap firman Allah SWT berikut,
وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
Dan orang orang yang bersamanya sangat tegas kepada orang orang kafir dan lembut terhadap sesama mereka. (QS. Al Fath: 29).
ومن هذه الآية انتزع الإمام مالك رحمه الله في رواية عنه بتكفير الروافض الذين يبغضون الصحابة، قال: لأنهم يغيظونهم، ومن غاظ الصحابة فهو كافر لهذه الآية
bahwa, Imam Malik rahimahullah telah mengambil kesimpulan dari ayat ini tentang kafirnya orang orang Syi’ah Rafidhah karena mereka telah membenci para sahabat Nabi SAW. Orang yang membenci sahabat termasuk orang kafir berdasar ayat di atas.
Imam al Qurthubi rahimahulah berkata: Sungguh Imam Malik telah berpendapat dengan sebaik baik pendapat, penafsirannya benar dan tak ada yang salah. Sebab orang-orang yang mencaci salah satu sahabat Nabi SAW atau mencela riwayatnya maka pada dasarnya ia telah menolak kehendak Allah SWT dan membatalkan syari’at Islam.
Abu Hatim rahimahullah berkata: Harmalah bercerita kepadaku,
وعن الإمام الشافعي أنه قال: لم أر أحداً من أصحاب الأهواء أكذب في الدعوى، ولا أشهد بالزور من الرافضة
Imam asy Syafi’i rahimahullah berkata: Saya belum pernah melihat orang yang lebih dusta pengakuan dan kesaksiannya dari pada Rafidhah.
Mu’ammil bin Ahab berkata: Saya mendengar Yahya bin Harun berkata: ” Riwayat seorang pelaku bid’ah bisa diterima selama tidak mengajak kepada bid’ahnya, kecuali Rafidhah, selamanya tidak bisa diterima riwayatnya karena mereka pendusta.”
Muhammad bin Said al Ashbahani berkata,
وقال شريك : أحمل العلم عن كل من لقيته إلا الرافضة، فإنهم يضعون الحديث ويتخذونه دينا
Syuraik bin Abdillah (Hakim Kufah) berkata: “Ambillah ilmu dari siapa saja yang anda jumpai kecuali dari Rafidhah karena mereka membuat hadits sendiri dan menjadikannya sebagai agama.”
Muawiyah berkata,
وقال الأعمش أدركت الناس، وما يسمونهم إلا الكذابين، يعني أصحاب المغيرة بن سعيد
Al A’masy berkata: Saya menjumpai segolongan manusia yang dikenal dengan Kaum Pendusta. Mereka ini adalah teman teman al Mughirah bin Said (seorang pendusta Rafidhah sebagai mana dikatakan oleh adz Dzahabi.)
Syakhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah memberikan komentar terhadap perkataan Ulama Salaf bahwa, “Pokok dan dasar dari bid’ah orang orang Rafidhah adalah kekufuran mereka yang tersembunyi, menyekutukan Allah SWT dan menganggap kedustaan adalah hal yang biasa bagi mereka. Bahkan mereka sendiri mengakui hal itu, dengan mengatakan bahwa agama kami adalah taqiyyah, yaitu ucaan seseorang dengan lisannya yang bertolak belakang dengan keyakinannya. Inilah kedustaan dan kemunafikan mereka. Mereka dalam hal ini seperti pepatah, “Melempar kepada orang lain tetapi terkena diri sendiri.”
قال عبد الله بن أحمد بن حنبل: سألت أبي
عن الرافضة، فقال: الذين يشتمون أو يسبون أبا بكر وعمر، وسئل الإمام أحمد عن أبي بكر وعمر فقال: “ترحم عليهما وتبرأ ممن يبغضها وروى الخلال عن أبي بكر المروزي قال: سألت أبا عبد الله عمن يشتم أبا بكر وعمر وعائشة، قال: ما أراه في الإسلام”
Imam Abdullah bin Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata, “Saya pernah bertanya kepada bapak saya tentang Rafidhah, maka beliau menjawab: Yaitu mereka yang mencaci dan mencela Abu Bakar dan Umar.” Pernah ditanyakan kepada Imam Ahmad tentang Abu Bakar dan Umar, beliau menjawab, “Semoga beliau berdua dirahmati oleh Allah dan dibebaskan dari tuduhan orang – orang membencinya.”
Diriwayatkan oleh al Khalal dari Abu Bakar al Marwazi ia berkata, aku bertanya kepada Abu Abdillah (Imam Ahmad) tentang orang yang mencela Abu Bakar, Umar dan Aisyah RA, beliau menjawab, ” Menurutku dia tidak termasuk bagian dalam agama Islam.
قال الإمام بن احزم رحمه الله حينما احتج النصارى بما ينسب إلى الرافضة من القول بنقص القرآن وتغييره.. أجابهم ابن حزم بأن هؤلاء ليسوا من المسلمين وانما هي فرقة طارئفة على الإسلام والمسلمين حدث أولها بعد موت النبي صلى الله عليه وسلم بخمس وعشرين سنة
وكان مبدؤها إجابة ممن خذله الله تعالى لدعوة من كاد الإسلام ، وهي طائفة تجري مجرى اليهود والنصارى في الكذب والكفر
Orang orang Nashrani pernah mendebat Ibnu Hazm rahimahullah dalam membela terhadap orang-orang Rafidhah berkaitan dengan pengurangan dan perubahan al Qur an, dengan menghadirkan beberapa kitab Rafidhah, maka Ibnu Hazm berkata, ” Orang orang Rafidhah tidak tergolong Umat Islam, dan ucapan mereka tidak menjadi bukti atas agama. Mereka hanya sebuah kelompok yang pertama kali muncul 25 tahun setelah wafatnya Nabi SAW, dan pendidirinya nampak seperti sambutan dari orang yang dihinakan Allah SWT untuk menyeru orang yang membuat makar terhadap Islam. (Rafidhah ini sama seperti Yahudi dan Nashrani dalam kebohongan dan kekufurannya.)
قال الإمام أبو زرعة : إذا رأيت الإنسان يقع في صحابة الرسول صلى الله عليه وسلم فاعلم أنه زندیق
Abu Zur’ah ar Razi rahimahullah berkata, “Jika anda melihat seseorang mencaci (mengurangi derajat) dari sahabat Nabi SAW, ketahuilah bahwa ia seorang zindiq (kafir).”
Fatawa al Lajnah ad Daimah lil Buhuts wal Ifta yang dipimpin oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz pernah ditanya tentang sembelihan orang Syi’ah Ja’fariyah dengan jawaban sebagai berikut,
إن كان الأمر كما ذكر السائل من أن الجماعة الذين لديه من الجعفرية يدعون عليا والحسن والحسين وسادتهم فهم مشركون مرتدون عن الإسلام والعياذ بالله لا يحل الأكل من ذبائحهم لأنها ميته ولو ذكروا عليها اسم الله
Jika permasalahannya seperti yang disebutkan oleh penanya bahwa di daerahnya terdapat jamaah orang orang Ja’fariyah yang berdoa kepada Ali, Hasan, Husen dan imam-imam mereka, maka mereka termasuk orang musrik murtad keluar dari Islam, sehingga kaum muslimin tidak halal memakan sembelihan mereka karena sembelihan tersebut menjadi bangkai meskipun disebut nama Allah SWT.”
Demikian juga Syaikh Ibnu Jibrin mengatakan,
ونبرأ من الرافضة الذي يسبونهم أو يلعنون بعضهم فمن طعن في أحد منهم أو استباح لعنه فهو ضال مضل نعوذ بالله من حاله
Dan kita harus berlepas diri dari Rafidhah yang suka mencaci sahabat atau melaknat mereka. Barang siapa yang mencela salah satu dari sahabat saja atau membolehkan melaknat salah satu sahabat maka dia telah sesat dan menyesatkan. Kita berlindung kepada Allah SWT dari hal tersebut.
Demikianlah telah jelas pendapat ulama baik salaf maupun khalaf tentang Syi’ah bahwa mereka adalah tidak termasuk dari golongan Umat Islam karena kekafiran dan kesyirikannya serta kedustaannya sehingga mereka berani mengingkari Allah SWT, Rasulullah SAW, al Quran dan para sahabat.
Sumber : Majalah Sinaran Edisi 52