
Meneladani Ibrahim Sebagai Kekasih Allah
Oleh: H. Abdul Kholiq, S. Kom. I.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
إِنَّ الْحَمْدَ الله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُه، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيَأْتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
قال الله تعالى في القرآن الكريم: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ
إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِياً. أَمَّا بَعْدُ. فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
معاشر المسلمين وزمرة المؤمنين رحمكم الله أوصيكم ونفسي بتقوى الله فقد فاز المتقون
Jamaah Jum’ah rahimakumullah
Hari raya iedul adha kali ini terasa istimewa bagi kita ummat Islam karena berbarengan hari Jum’at dst.
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَعَوْاْ مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ إِلَّا قَوْلَ إبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَمَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللَّهِ مِن شَيْءٍ رَّبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (٤)
Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: “Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah”. (Ibrahim berkata): “Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali” (QS.Mumtahana (60))
Pertama: Beliau adalah sosok hamba Allah yang bersih dari syirik. Ketaatannya hanya kepada Allah saja. Inilah karakteristik paling fundamental dari sosok Nabi Ibrohim yang harus diteladani. Bahkan Rasulullah saw diberi wahyu untuk mengikuti Milah (agama) Ibrahim as.
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتَا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (۱۲۰) شَاكِرًا لِأَنْعُمِهِ اجْتَبَنهُ . وَهَدَلَهُ إِلَى صِرَطٍ مُسْتَقِيم (۱۲۱) وَاتَيْنَهُ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَإِنَّهُ فِي الْآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ (١٢٢) ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (١٢٣)
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan). (lagi) yang mensyukuri nikmat- nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus. Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang- orang yang saleh. Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): “Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif” dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (QS Annahal (16))
Jamaah Jum’ah rahimakumullah
Ke dua: Nabi Ibrahim adalah sosok hamba Allah yang memiliki ilmu yang dalam dan pengetahuan yang luas. Perhatikanlah ketika Allah berfirman tentang beliau:
وكذلك تري إِبْرَاهِيمَ مَلَكُون السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلِيَكُونَ مِنَ الْمُوقِنِينَ (٧٥)
Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin.
وتِلْكَ حُجَّتُنَا أَتَيْنَهَا إِبْرَاهِيمَ عَلَى قَوْمِهِ تَرْفَعُ درَجَاتٍ مَّن نَّشَاءُ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ
Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui (QS Al 83 : An’am)
Inilah sosok Nabi Ibrahim dengan ilmunya yang dalam dan wawasan yang luas, beliau berdakwah mengajak kaumnya untuk beribadah kepada Allah dengan hujjah yang kuat, tapi sikap yang arif, dengan adab yang agung dan sopan santun. Kita lihat ketika Allah berfirman tentang sikap Nabi Ibrahim berdakwah:
إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ، مَا هَذِهِ التَّمَائِيلُ الَّتِي أنتم لها عكفون (٥٢) قَالُوا وَجَدْنَا آبَاءَنَا لَهَا عَبدِينَ (٥٣) قال لقد كنتم أنثم وماباؤكم في ضلال مبين (٥٤) قالوا أجتنا بِالْحَقِّ أَمْ أنتَ مِنَ اللَّاعِبِينَ (٥٥) قَالَ بل ربكم ربُّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ الَّذِي فَطَرَهُنَّ وأنا على ذلكم من الشهدين (٥٦)
(Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: patung-patung apakah ini yang kamu” tekun beribadat kepadanya? Mereka menjawab: “Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya” Ibrahim berkata: “Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata” Mereka menjawab: “Apakah kamu datang kepada kami dengan sungguh sungguh ataukah kamu termasuk orang orang yang bermain-main? Ibrahim berkata: “Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya: dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu” (QS Al Anbiya’ 52-56)
Jamaah Jum’ah rahimakumullah
Ke tiga: Nabi Ibrahim adalah sosok hamba Allah yang memiliki keimanan yang kokoh serta memiliki pribadi yang kuat dan tangguh,
Dari Mesir Allah memerintahkannya berangkat ke Makkah, maka dengan bekal seadanya beliau didampingi isterinya Hajar berangkat mengarungi padang pasir yang tak bertuan, menembus teriknya matahari, menuju Makkah yang ketika itu tidak berpenghuni.
Beberapa lama di Makkah, Allah memerintahkannya untuk kembali ke Palestina, dan meninggalkan isteri dan peteranya yang masih bayi di tengah lembah bebatuan yang tidak ada orang, tidak ada air, tidak ada pepohonan. Tapi dengan keyakinannya yang kokoh Ibrahim as meninggallkan Hajar dan Ismail yang masih bayi untuk memunuhi perintah Allah swt. Terjadilah dialog seorang suami dengan isterinya:
ثُمَّ قَفَّى إِبْرَاهِيمُ مُنْطَلِقًا فَتَبِعَتُهُ أُمُّ إِسْمَعِيلَ فَقَالَتْ: يَا إِبْرَاهِيمُ، أَيْنَ تَذْهَبُ وَتَتْرُكُنَا بِهَذَا الوَادي الَّذِي لَيْسَ فِيْهِ إِنْسٌ وَلَا شَيْءٌ؟ فَقَالَتْ لَهُ مِرَارًا, وَجَعَلَ لاَ يَلْتَفِتُ إِلَيْهَا, فَقَالَتْ لَهُ : اللهُ الَّذِي أَمَرَكَ بِهَذَا ؟ قَالَ: نَعَمْ, قَالَتْ: إِذَنْ لَا يُضَيِّعُنَا, ثُمَّ رَجَعَتْ فَانْطَلَقَ
إبْرَاهِيمُ
….Kemudian Nabi Ibrahim bangkit dan beranjak, lalu Hajar mengikutinya sambil bertanya, ‘Wahai Ibrahim, kemana engkau akan pergi dan meninggalkan kami di lembahyang tidak ada seorang manusiapun dan tidak ada apa-apa. Hajar mengatakan itu berkali- kali. Akan tetapi Nabi Ibrahim tidak menoleh kepadanya, maka Hajar berkata kepada beliau, “Apakah Allah yang memerintahkan dengan ini?, Nabi Ibrahim menjawab ‘YA ‘Hajar berkata, : Jika demikian, maka Allah tidak akan menelantarkan kami (di sini), dan Hajarpun kembali (dengan penuh tawakkal kepada Allah). Maka Ibrahimpun meneruskan langkahnya…. (HR Buchori)
Di tengah kaumnya yang penyembah berhala, beliau tetap tetap melaksanakan tugas pokoknya sebagai Rasul, yaitu mendakwahi mereka agar beribadah hanya kepada Allah swt dan tidak melakukan kemusyrikan. Raja Namruj yang berkuasa beserta kaki tangannya memusuhi beliau, bahkan beliau dihukum bakar di hadapan umum. Namun dengan izin dan kuasa Allah, api yang membakarnya menjadi dingin. Allah berfirman:
قلنا ينار كوني بَرْدًا وَسَلَّمًا عَلَى إِبْرَاهِيمَ (٦٩)
Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim” (QS. Al Anbiya).
Jamaah Jum’ah rahimakumullah
Setelah beberapa waktu, Nabi Ibrahim kembali ke Makkah, dan di sana beliau bertemu dengan putranya yang mulai beranjak remaja, Ismail as. Tapi disitulah ujian berat datang lagi kepadanya. Allah memerintahkan untuk menyebelih anaknya. Maka terjadilah dialog antara seorang ayah dengan anaknya:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَنبُنِيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَتَأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إن شاء الله من الصبرين (۱۰۲)
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” la menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (QS. Ashoffat)
Isteri dan anak yang sholeh seperti ini, tentu bukan saja karena nabi Ibrahim seorang nabi, kalau karena nabi, niscaya isteri nabi Luth dan putra nabi Nuh tidak akan menjadi kafir dan durhaka. Isteri da nana-anak yang sholeh akan lahir melalui proses gemblengan yang baik, akan lahir dari proses pendidikan yang juga sholeh di dukung dengan lingkungan yang baik juga. Inilah jalan yang harus kita teladani dari Nabi Ibrahim as kala kita singin keluarga kita baik, negeri kita jadi baik.
Untuk kondisi kita saat ini dengan teladan Nabi Ibrahim tersebut maka REVOLUSI MENTAL berawal dari jadikan ULAMA SEBAGAI PANUTAN DAN RUJUKAN agar setiap pribadi Taat dengan aturan agama, bukan malah agama ditinggalkan ulama dilecehkan.
Wallahu a’lam
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ للهِ حَمدًا كَثِيرًا كَمَا أَمَرَ فَنَتَهُوا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَحَذَرَ نَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلا اللهُ الْوَاحِدُ القَهَّار وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ أَمَّا بَعْدُ
بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله رب العالمين حمدا شاكرين، حمدا ناعمين، حمدا يوافي نعامه ويكافئ مزيدة. يا ربنا لك الحمد كما ينبغى لجلال وجهك وعظيم سلطانك. اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات، إنك سميع قريب مجيب دعوات يا قاضي الحاجات. ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين. ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
عباد الله …. إن الله يأمركم بالعدل والإحسان، وإيتاء ذي القرب، وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي، يعظكم لعلكم تذكرون، واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر … أقم الصلاة
Sumber: Majalah Sinaran Edisi 47