
Jalan Menuju Istiqamah
Oleh: H. Abdul Kholiq, S. Kom. I.
إِنَّ الْحَمْدَ لله، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُه، وَنَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيَأْتِ أَعْمَالِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَة
قال الله تعالى في القرآن الكريم: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً. أَمَّا بَعْدُ. فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَة
معاشر المسلمين وزمرة المؤمنين رحمكم الله، أوصيكم ونفسي بتقوى الله فقد فاز المتقون
Kaum muslimin jamaah shalat Jum’at rahimakumullah
Di kesempatan yang penuh berkah ini marilah kita selalu bersyukur kepada Allah atas semua rahmat-Nya. Meskipun kita tahu bahwa syukur kita tersebut tidak akan dapat mengimbangi ataupun mendekati sebagian saja dari nikmat-Nya yang sampai detik ini masih saja kita rasakan. Semoga syukur kita tersebut dapat menghantarkan kepada syukur yang sebenarnya. Shalawat serta salam tidak lepas kita tujukan kepada Nabi Muhammad saw., keluarga, sahabat, dan pengikut beliau sampai hari akhir.
Kami wasiatkan kepada diri kami sendiri juga kepada segenap jamaah kaum muslimin, agar senantiasa bertaqwa kepada Allah Ta’ala dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya, karena semua itu merupakan urgensi dari ketaqwaan. Dengan ketaqwaan, Allah Ta’ala akan memberikan keselamatan di dunia dan di akhirat, di dunia memperoleh kebahagiaan walaupun hidup sederhana, di akhirat memperoleh warisan Surga.
Sebagaimana Allah berfirman:
تِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِيْ نُوْرِثُ مِنْ عِبَادِنَا مَنْ كَانَ تَقِيًّا (٦٣)
Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertaqwa (Maryam [19]:63)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah!
Tak seorang pun bisa menjamin dirinya akan tetap terus berada dalam keimanan sehingga meninggal dalam keadaan khusnul khatimah. Maka merawat dan senantiasa berusaha menguatkan keimanan menjadi kebutuhan pokok dan paling penting dalam kehidupan kita.
Kita saksikan ada seseorang yang kehidupannya diliputi perbuatan baik, tetapi pada akhir hayatnya mati dalam keadaan su’ul khatimah. Sebaliknya, ada juga seseorang yang kehidupannya diliputi dengan perbuatan dosa. Tetapi di akhir hayatnya mati dalam keadaan husnul khatimah. Senantiasa takut dari kesesatan setelah mendapat petunjuk adalah hal yang penting agar kita istiqamah di jalan Islam ini.
Rasulullah saw. mengajarkan satu doa:
اللهُمَّ مُصَرِّفَ القُلُوبِ صَرِفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ رواه مسلم
“Ya Allah yang membolakbalikkan hati, baliklah hati kami untuk taat kepada-Mu.” (HR. Muslim)
Khutbah kita kali ini akan mengambil tema pentingnya menjaga keistiqamahan. Istiqamah di atas kebenaran adalah tuntutan asasi setiap muslim. Karena itu tema ini penting dibahas. Ada beberapa alasan mengapa tema ini begitu sangat perlu mendapat perhatian serius.
Pertama, pada zaman ini kaum muslimin hidup di tengah berbagai macam fitnah, syahwat dan syubhat dan hal itu sangat berpotensi menggerogoti iman. Maka kekuatan iman merupakan kebutuhan mutlak, bahkan lebih dibutuhkan disbanding pada masa generasi sahabat, karena kerusakan manusia di segala bidang telah menjadi fenomena umum.
Kedua, banyak terjadi pemurtadan dan konversi (perpindahan) agama. Jika pada awal kemerdekaan jumlah umat Islam di Indonesia mencapai 90% maka saat ini jumlah itu telah berkurang hampir 5%. Ini tentu menimbulkan kekhawatiran mendalam. Untuk mengatasinya diperlukan jalan keluar sehingga setiap muslim tetap memiliki kekuatan iman. Ketiga, pembahasan istiqamah berkait erat dengan masalah hati. Nabi Muhammad saw. bersabda:
اِنَّمَا سُمِّيَ القَلْبُ مِنْ تَقَلُّبِهِ إِنَّمَا مَثَلُ القَلْبِ كَمَثَلِ رِيشَةٍ فِي اَصْلِ شَجَرَةٍ يُقَلِّبُهَا الرِّيحُ ظَهْرًا لِبَطْنٍ
Dinamakan hati karena ia (selalu) berbolak-balik. Perumpamaan hati itu bagaikan bulu yang ada di puncak pohon yang diombang-ambingkan oleh angin. (HR. Ahmad).
Hati adalah sumber kebaikan dan keburukan seseorang. Bila hati penuh dengan ketaatan kepada Allah Ta’ala, maka perilaku seseorang akan penuh dengan kebaikan. Sebaliknya, bila hati penuh dengan syahwat dan hawa nafsu, maka yang akan muncul dalam perilaku adalah keburukan dan kemaksiatan.
Keburukan dan kemaksiatan ini bisa datang karena hati seseorang dalam keadaan lengah dari dzikir kepada Allah. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimullah berkata, “Apabila hati seseorang itu lengah dari dzikir kepada Allah, maka setan langsung masuk ke dalam hatinya dan mempengaruhinya untuk berbuat keburukan. Masuknya setan ke dalam hati yang lengah ini, bahkan lebih cepat daripada masuknya angin ke dalam sebuah ruangan.”
Oleh karena itu, hati seorang mukmin harus senantiasa dijaga dari pengaruh setan. Yaitu, dengan senantiasa berada dalam sikap taat kepada Allah Ta’ala. Upaya inilah yang disebut dengan istiqamah.
Imam Al-Qurtubi berkata, “Hati yang istiqamah adalah hati yang senantiasa lurus dalam ketaatan dalam ketaatan kepada Allah, baik berupa keyakinan, perkataan, maupun perbuatan”. Lebih lanjut beliau mengatakan,”Hati yang istiqamah adalah jalan menuju keberhasilan di dunia dan keselamatan dari adzab akhirat. Hati yang istiqamah akan membuat seseorang dekat dengan kebaikan, rezekinya akan dilapangkan dan akan jauh dari hawa nafsu dan syahwat. Dengan hati yang istiqamah, maka malaikat akan turun untuk memberikan keteguhan dan keamanan serta ketenangan dari ketakutan terhadap adzab kubur. Hati yang istiqamah akan membuat amal diterima dan menghapus dosa.
Firman Allah Azzawajala:
اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ (٣٠)
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu” (QS.Fushilat: 30)
Cukup di sini khutbah yang kami sampaikan, semoga kita bisa mengambil hikmahnya dan menjadikan bertambahnya iman dan taqwa kita pada Allah Ta’ala.
الْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَثِيرًا كَمَا أَمَرَ فَنَتَهُوا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَحَذَرَ نَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الْوَاحِدُ القَهَّارِ وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ أَمَّا بَعْدُ
بِسمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ. الحمد لله رب العالمين. حمدا شاكرين، حمدا ناعمين، حمدا يوافي نعامه ويكافئ مزيدة. يا ربنا لك الحمد كما ينبغى لجلال وجهك وعظيم سلطانك. اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات، إنك سميع قريب مجيب دعوات يا قاضي الحاجات ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين. ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
عباد الله ….. إن الله يأمركم بالعدل والإحسان، وإيتاء ذي القرب، وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون، واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر … أقم الصلاة
Sumber: Majalah Sinaran Edisi 50