
Dampak Makanan Bagi Seorang Hamba
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَل مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً
وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ
فَإِنَّ أَصْدَقَ الحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَ خَيْرَ الهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍوَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ َوكُلَّ
بِدْعَةٍضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ
Jamaah Jum’ah rahimakumullah
Sesungguhnya tuntunan Islam dalam hal makanan sama pentingnya dengan masalah lainnya, yaitu:
لصلاح العباد دنياهم وأخرهم
untuk kemaslahatan dunia dan akhiratnya hamba
Makanan yang halal lagi thoyyib disamping bermanfaat bagi badan juga berpengaruh pada perilaku, bahkan juga akan mempengaruhi diterimanya amal dan terkabulnya do’a seorang hamba. Al Hafidz Ibnu Mardawih meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas ra, bahwa ketika beliau (Ibnu Abbas ra) membaca ayat 168 dari surat Al Baqarah:
يأيها الناس كلوا مما في الأرض خللاً طيبا ولا تتبعوا خطوات الشيطان إنه لكم عدو مين –
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
Berdirilah Sa’ad din Abi Waqqos ra kemudian berkata, Ya Rasulullah, do’akan kepada Allah agar aku senantiasa menjadi orang yang dikabulkan do’anya oleh Allah. Maka Rasulullah saw bersabda:
يا سعد اطلب مطعمك تكن مستخاب الدعوة , والذي نفس محمد بيده إن الرجل ليقذف اللقمة الحرام
في خوفه نما يتقبل منه أربعين يوما, وأيما عبد ثبت لحمة من السخت والربا فالثار اولی به رواه
البخاري
Wahai Sa’ad perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya. Dan demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, sungguh Jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima amalnya selama 40 hari, dan seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba maka neraka lebih layak baginya. (HR. Bukhori)
Jamaah Jum’ah rahimakumullah
Allah swt berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْ وَاشْكُرُوْا لِلّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ
Hal orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar benar kepada-Nya kamu menyembah. (QS Al Baqarah 172)13:33
Para Salafush sholih sangat berhati hati sekall terhadap apa yang akan dimasukkan ke dalam perutnya. Mereka sangat wara’ ( menjaga diri dari hal yang mubah) di dalam menjauhi yang syubhat apalagi yang haram.
Dalam kitab Shahih Al Bukhori disebutkan, Aisyah ra mencertikan bahwa Abu Bakar ra mempunyai pembantu yang selalu menyediakan makanan untuknya. Suatu kali pembantu tersebut membawa makanan maka beliaupun memakannya. Setelah tahu bahwa makanan tersebut didapatkan dengan cara yang haram, maka dengan serta merta beliau memasukkan jari tangannya ke kerongkongan, kemudian beliau muntahkan kembali makanan yang baru saja masuk ke dalam perutnya. Imam An-Nawawi ketika hidup di negeri Syam, beliau tidak mau memakan buah-buahan di negeri tersebut. Tatkala orang menanyakan tentang sebabnya, maka beliau menjawab, “Di sana ada kebun-kebun wakaf yang telah hilang. maka saya khawatir memakan buah buahan dari kebun tersebut.”
Ibnu Umar ra berkata, “Barang siapa membeli baju dengan sepuluh dirham, namun dari sepuluh dirham tersebut ada satu dirham yang haram, maka Allah tidak menerima amalnya selama baju itu masih menempel di tubuhnya.” Demikian hati-hatinya para Salafush Sholih menjaga diri dari makanan haram, Lantas bagaimana kita pada zaman sekarang ini?
Jamaah Jum’ah rahimakumuliah
Makanan haram bisa disebabkan memang zatnya (barangnya) yang haram, seperti daging bab bangkal, darah dan sebagainya, bisa juga haram karena cara memperolehnya, seperti mencuri, memanipulasi, curang dalam jual beli, riba, korupsi, sogok menyogok dan sebagainya. Sudah lama kita merasa jengah, muak, geregetan, marah mendengar, menyaksikan betapa banyaknya praktek praktek kotor dalam mendapatkan harta dengan cara menipu, memanipulasi, berkolusi, mencuri, curang dalam jual beli, praktek riba, sogok menyogok apalagi korupsi. Seolah-olah hal ini harus dilakukan, kalau tidak demikian merupakan keanehan dan dibenci rekanan, teman bahkan keluarga. Yang akhirnya kita sangat sulit untuk menghindarkan yang haram baik dalam mencari rezeki, membeli makanan dan seterusnya, kemudian kita pun tidak pernah menanyakan kepada penjual bakso apakah baksonya halal misalnya? Benarlah sabda Rasulyullah saw:
(ليأتين على الناس زمان لايبالي المرء بما أخذ المال أمن خلال أم من حرام (رواه البخاري
Akan datang suatu zaman kepada manusia, seseorang tidak akan pedull terhadap apa yang dia ambil, apakah itu halal atau haram (HR Bukhori)
Maka marilah kita bermuhasabah, instrofeksi diri. Berapa banyak doa yang kita panjatkan kepada Allah swt, berapa banyak Istighosah digelar dalam rangka mengatasi berbagal macam krisis yang mendera bangsa Ini, dan berbagal bencana yang terus menimpa silih berganti, Namun krisis tidak kunjung usai, kebejatan moral semakin berani dan terorganisir bahkan ada yang dilegalkan penentu kebijakan dan seterusnya. Bisa jadi sebagian besar anak bangsa ini dibesarkan dengan barang haram. Naudzubillohimin dzalik.
Sebagai penutup mari kita tidak berputus asa untuk selalu berdoa kepada Allah swt yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang dengan doa yang dituntunkan Rasulullah saw untuk dicukupkan dengan rezeki yang halal saja:
اللهم اكفني بحلالك عن حرامك واغنني بفضلك عمن سواك رواه احمد والترمذي
Ya Allah cukupkanlah dirikundengan rezekiMu yang halal dari rezeki-Mu yang haram dan cukupkanlah diriku dengan keutamaan-MU dari selain-MU
Wallahu a’lam bish showab
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني واياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم أقول قول هذا
واستغفروالله لي ولكم فاستغفروه انه هو الغفور الرحي
Khubah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ
إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ
بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا
عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،
.اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ،
اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا
ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ
تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
اللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.
وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Sumber: https://elkalam.id/dampak-makanan-bagi-seorang-hamba/