
Ketika Orang Islam Sendiri Tidak Paham Ajarannya
Oleh: Danang Dwi Prasetyo, M. Pd.
Ada fenomena menarik yang muncul akhir-akhir ini. Fenomena pertama di dalam negeri adalah banyaknya umat Islam yang besikap dan bertindak berlawanan dengan ajaran Islam bahkan menentang akidah Islam. Yang kedua fenomena banyaknya umat manusia di belahan dunia lain, Amerika,Eropa dan Eropa Timur yang mulai tertarik mempelajari ajaran Islam bahkan dari berbagai sumber menunjukkan Islam tumbuh subur. Sekalipun berbagai pihak juga berpendapat umat Islam Eropa tumbuh karena masuknya banyak Imigran Muslim. . Fenomena ketiga banyaknya imbas gerakan Islamuphobia berupa tindakan menekan dan mengkriminalisasi umat Islam. Mulai dari isyu Terorisme, ISIS hingga propaganda anti Radikalisme, penisbatan kecurigaan anti NKRI, anti kebhinekaan dan Intoleransi yang dihembuskan pihak tertentu melalui media. Hingga akhir-akhir ini muncul kriminalisasi Ulama.
Sebelum kita kaji lebih lanjut, marilah sejenak kita cermati firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam surat Al-Maidah ayat 3:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Kuridhai Islam sebagai agama bagimu”. (QS. Al-Maidah: 3).
Kesempurnaan dan kejelasan ajaran Islam pun telah ditegaskan oleh Nabi shallallahu ’alaihi wasallam di dalam hadits berikut ini:
قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لاَ يَزِيْغُ عَنْهَا بَعْدِيْ إِلاَّهَالِكٌ
“Sungguh telah aku tinggalkan bagi kalian (syariat) yang putih cemerlang (jelas), malamnya seperti siangnya. Tidak akan menyeleweng daripadanya sepeninggalku melainkan dia akan binasa”. (HR. Ibnu Majah I/16 no.43, dan Ahmad IV/126 no.17182, dari jalan Al-‘Irbadh bin Sariyah rodhiyallahu anhu).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ِعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوْا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ ، قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى؟ قَالَ: فَمَنْ؟
“Sungguh kalian benar-benar akan mengikuti cara/ jalan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sampai-sampai bila mereka masuk ke liang dhabb (binatang sejenis biawak yang hidup di padang pasir), niscaya kalian akan mengikuti mereka. Kami berkata: “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu orang-orang Yahudi dan Nashara?” Beliau menjawab: “Siapa lagi kalau bukan mereka?”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari shahabat Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu, lihat Al-Lu’lu Wal Marjan, hadits no. 1708).
Saat-saat ini kondisi, keputusan dan pandangan memarginalkan umat Islam sedang hebat-hebatnya. Bagaimana tidak? Berbagai peristiwa menggugah ghirah keimanan kita. Hiruk pikuk LGBT, Kriminalisasi Ulama, Islamuphobia…. zaman akhir ini di berbagai media ditebari berita perayaan tahun baru, yang umat Islam sebagian besarnya merayakannya. Diluar ritual-ritual yang dipercaya masyarakat sebagai tradisi Islam, tradisi tahun baru dianggap sebagai tradisi umum di masyarakat kita.
Beberapa perilaku dan tindakan umat Islam di sekitar kita dapat menggambarkan betapa rentannya ketidaktahuan umat terhadap ajarannya, berbuah tindakan yang menyimpang bahkan menentang ajaran Islam itu sendiri. Sesuatu yang dimuliakan ajaran Islam bahkan disikapi sebaliknya. Bagaimanakah pendapat kita dengan kondisi-kondisi berikut:
- Orang Islam merayakan tahun baru Masehi
- Ormas Islam menjaga tempat ibadah ketika perayaan hari besar agama lain.
- Umat Islam membubarkan pengajian Ustadz.
- Orang Islam memilih pemimpin non muslim
- Orang Islam menggunakan ekomomi Riba
- Orang Islam menggunakan hukum sekuler, dan menyingkirkan hukum Alloh
- Orang Islam mendukung LGBT
Apakah kita sepakat dengan sampel tujuh sikap tindakan orang Islam di atas? Maka dapat disimpulkan bila kita menyebut “Orang Islam” dengan tindakan di atas, boleh jadi mereka termasuk bagian yang belum memahami ajaran Islam, atau secara sadar dan tidak sadar menentang ajaran Rasululloh SAW.
Bila jawabnya tidak memahami, boleh jadi mereka termasuk bagian orang Islam yang tidak mau mengkaji Al Qur’an sebagai petunjuk hidup dan jalan hidup. Sehingga membudayakan Al Quran dan As Sunnah, menjadi kata kunci.
Sejenak mari kita cermati fenomena lain. Sebuah penelitian sosial demografi telah dipublikasikan di Jerman mengungkapkan, jumlah umat Islam yang tinggal di Eropa saat ini mencapai sekitar 53 juta jiwa. Berdasarkan angka statitik yang dirilis situs Dewan Tertinggi bagi kaum Muslimin di Jerman, Pusat Arsip Islam mengadakan sensus terhadap jumlah umat Islam di Eropa.
- Jumlah mereka mencapai 53.713.953, di antaranya sebanyak 15.890.428 jiwa tersebar di negara-negara uni Eropa.
- Sebanyak 12.387.927 Muslim tinggal di Eropa Barat, masing-masing: 400.000 di Belgia, 293.000 di Jerman, 5500.000 di Prancis, 1.500.000 di Inggeris, 4000 di Irlandia, 1527 di Leichesten, 9000 di Luxemburg, 1000.000 di Belanda, 350.000 di Austria dan 330.000 di Swiss.
- Jumlah kaum Muslimin di eropa selatan ada sekitar 462.321 jiwa, masing-masing: 117.000 di Denmark, 15.000 di Finlandia, 321 di Eslandia, 80.000 di Norwegia dan 25.000 di Swedia.
- Jumlah kaum Muslimin di eropa selatan ada sekitar 1.716.500 jiwa, masing-masing: 1.000.000 di Italia, 12.000 di Portugal, 700.000 di Spanyol dan 4500 di Malta.
- Di eropa tenggara, masing-masing: 2.100.000 di Albani, 2000.000 di Bosnia, 1.100.000 di Bulgaria, 140.000 di Yunani, 56.777 di Kroasia, 750.000 di Macedonia, 150.000 di Rumania, 47.448 di Slovenia, 1.600.000 di Serbia, 20.000 di Republik Ceko, 5.900.000 di Turki, 70.000 di Hungaria dan 200.000 di Cyprus.
- Rusia merupakan tempat konsentrasi populasi Muslim terpadat di Eropa di mana mencapai 25.000 jiwa. Sedang di Litlandia ada 380 jiwa, di Lithuania 5.100 jiwa dan Polandia 7500 jiwa.
Kondisi sebaliknya terjadi di tanah air. Jumlah dan prosentase umat Islam menurun dari waktu ke waktu. Ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) 2014 Pusat Din Syamsuddin, menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat Islam Indonesia. Pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam cuma mencapai 87,6 persen. Angka ini kemudian meningkat menjadi 88,2 persen pada sensus penduduk 2000.
Yang memprihatinkan, kata Din, angka pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 1,2 persen. Sementara Kristen dua kali lipatnya, yakni 2,4 persen per tahun. Bila diturunkan lagi ke tingkat provinsi, akan lebih memprihatinkan lagi. Din mengutip data seorang penulis Leo Suryadinata yang menyebutkan angka pertumbuhan Kristen terbesar adalah di Provinsi Kepulauan Riau yang mencapai delapan persen per tahun.
Di bawahnya, ada tiga provinsi yang angka pertumbuhan Kristen mencapai tujuh persen. Ketiganya adalah Sumatera Barat, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
“Di Jawa Barat itu di wilayah Sukabumi, Cianjur bagian Selatan. Modusnya mereka sewa rumah, kemudian digunakan untuk tempat belajar, main basket, main volly, kemudian dilakukan aktivitas pemurtadan,” jelas Din. Pada tahun 80-an penduduk Muslim di Indonesia masih lebih dari 90 persen, maka pada tahun 2000 populasi muslim turun ke angka 88,2 persen dan tahun 2010 turun lagi menjadi 85,1 persen. (islampos.com, 29/12/17).
Fenomena lain adalah peristiwa penolakan dan pembubaran pengajian yang ditujukan beberapa mubaligh dan ustadz. Misal penolakan Ustadz Abdul Somad di Bali, deportasi dari Hongkong hingga pembubaran Pengajian Ustadz Felix diberbagai tempat.
Dari peluru mortir, peluru media cetak, media elektronik, media sosial, dan peluru regulasi cukup dirasakan menyasar kaum muslimin di negeri dengan penduduk mayoritas muslim ini. Tidak pula dibelahan dunia yang lain di Palestina, Afganistan, Irak, Syiria, Philipines hingga Myanmar.
Gerakan terorisme yang dialamatkan pada umat Islam, pembatalan Perda-perda bernuansa Syariah yang dibatalkan dari keseluruhan 3.143 yang dibatalkan.
Sejak kasus penistaan agama di DKI Jakarta, berlanjut aksi-aksi Bela Islam hingga Aksi Bela Palestine yang berlangsung damai, yang ditanggapi, diikuti pemberitaan dan pendapat-pendapat yang tidak damai.
Kriminalisasi ulama bagai rantai berurai berkelindan sambung-menyambung. Penangkapan, pembubaran Pengajian, hingga penolakan Ustadz di berbagai daerah.
Penolakan Mahkamah Konstitusi akan judicial review tentang Uji Materi terhadap 3 pasal yakni 284, 285, 292 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Kesusilaan di Mahkamah Konstitusi (MK) telah diputuskan. Tentu keputusan MK yang menolak ini mendapat reaksi keras dari berbagai pihak. Ada pula yang justru mendukung keputusan MK, sayangnya mereka juga dari golongan yang mengaku sebagai orang Islam. Maka sebagai umat Islam mari kita perhatikan rujukan yang jelas bagaimana Fatwa Majelis Ulama Nomor Nomor 57 Tahun 2014 tentang Lesbian, Gay, Sodomi, Dan Pencabulan . Dengan membaca, mencermati dan memahaminya semoga dapat mencerahkan kita semua. Sebagai pengingat kita semua, layaklah kita semua berkhidmat pada Firmal Alloh dalam surat Al Hadid ayat 16-17:
اَلَمۡ يَاۡنِ لِلَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اَنۡ تَخۡشَعَ قُلُوۡبُهُمۡ لِذِكۡرِ اللّٰهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الۡحَـقِّۙ وَلَا يَكُوۡنُوۡا كَالَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡكِتٰبَ مِنۡ قَبۡلُ فَطَالَ عَلَيۡهِمُ الۡاَمَدُ فَقَسَتۡ قُلُوۡبُهُمۡؕ
وَكَثِيۡرٌ مِّنۡهُمۡ فٰسِقُوۡنَ ١٦
اِعۡلَمُوۡۤا اَنَّ اللّٰهَ يُحۡىِ الۡاَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِهَاؕ قَدۡ بَيَّنَّا لَكُمُ الۡاٰيٰتِ لَعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُوۡنَ ١٧
Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik. 17. ketahuilah olehmu bahwa Sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran (Kami) supaya kamu memikirkannya.” (al-Hadiid: 16-17).
Maka dari tiga fenomena diatas, bagi kita umat Islam tanah air, kembali kepada ajaran Alloh dan Rasul Nya dengan sebenar-benarnya, dengan sesungguh sungguhnya, dengan mengilmuinya, akan menjadi jawaban, dimana Islam hadir menjadi panduan dan solusi kehidupan. Bagaimana mensikapi kondisi kita umat Islam? Sangat bergantung bagaimana kita memahami Islam dengan sebenarnya.