![](https://mpaq.or.id/wp-content/uploads/2023/11/Pentingnya-Ngaji.png)
Pentingnya “Ngaji”
Oleh: Danang Dwi Prasetyo, M. Pd.
Penting atau urgen umumnya menggambarkan sesuatu yang diutamakan dan didahulukan, bahkan diperjuangkan untuk segera dilakukan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata penting dan urgen diartikan sebagai berikut:
- Penting1/pen·ting/ a 1 utama; pokok: 2 sangat berharga (berguna): 3 mempunyai posisi yang menentukan.
- Urgen/ur·gen/ /urgén/ a mendesak sekali pelaksanaannya; sangat penting , gawat, mendesak, memerlukan tindakan segera.
Pertimbangkan pertama, dalam konteks kehidupan sehari hari, masih menjadi agenda utama kebanyakan kita adalah memenuhi kebutuhan pokok, pangan, sandang dan papan. Menyusul alat transportasi, alat komunikasi dan sebagainya. Pendidikan telah mendapat perhatian khusus, terutama pendidikan formal. Hal tersebut bahkan dinisbatkan sebagai ukuran Sukses Hidup. Asumsinya dengan pendidikan yang baik, anak akan mendapatkan masa depan yang baik dan kehidupan yang berkecukupan dan bermartabat secara finansial dan sosial. Mesti disadari sekalipun umumnya keluarga keluarga muslim berpandangan demikian, asumsi hidup seperti ini masihlah cenderung bersifat naluriah kemanusiaan. Maka secara mendasar kehendak hidup yakni dari Yang Maha Pencipta patut mengikuti rasional hidup tersebut. Panutan kita Rasulullah SAW disela sela rutinitas pemikiran diatas mengingatkan dengan petunjuk berikut:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَه
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya.”(HR. Al-Bukhari ).
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Artinya: “ Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain (HR Tabrani).
Pertimbangan kedua setelah kita mementingkan proses memahami petunjuk Alloh , adalah kehendak Alloh menurunkan petunjuk itu dalam bahasa Arab. Menjadi alasan tersendiri bagi setiap muslim menunjukkan kesungguhan mempelajari Al Qur’an dan As Sunnah. Perbedaan bahasa yang digunakan sehari-hari dengan bahasa petunjuk, memunculkan dorongan setiap muslim mewajibkan diri “belajar” atau “Ngaji”.
إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ قُرۡءَٰنًا عَرَبِيّٗا لَّعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُونَ ٢
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya” (QS. {12} Yusuf:2).
Al Quran Kalam Alloh diturunkan dalam bahasa Arab. sebagai Petunjuk dan penjelasan akan petunjuk bagi manusia . Logika mudah kita katakan, bila kita yakini sesuatu petunjuk, kita akan berusaha memahaminya. Maka kita akan cari tahu apa arti dalam petunjuk itu. Apalagi petunjuk ini adalah petunjuk hidup yang diturunkan Sang Pencipta, tentu akan menjadi hal yang amat penting dan diutamakan. Sehingga amat berbekaslah pada pikiran dan jiw seseorang yang merasakan petunjuk itu penting.
قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ وَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِي ءَاذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى أُولَئِكَ
يُنَادَوْنَ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ
“Katakanlah: “Al Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Qur’an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh”. (QS. {41} Fushshilat : 44).
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا
وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal” (QS. {8} Al-Anfal : 2)
Maka setiap diri orang beriman mesti menyadari pentingnya kehadiran petunjuk Alloh dalam kehidupannya. Sebahagiaannya adalah ikhtiar dan kesungguhan mendapatkannya, dan sebahagiannya adalah meraih Kehendak Alloh agar petunjuk itu hadir karena kita mementingkannya. Firman Alloh dalam Surat Al An’am ayat 125:
فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا
كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ
“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. ” (QS. {6} Al-An’am: 125).
Maka betapa pentingnya setiap diri umat muslim memelihara urgensi dan kepentingan mendapatkan petunjuk, melapangkan hati, meringankan langkah, menggerakkan hati mendatangi sumber-sumber petunjuk. Hingga manakala hati kita telah terkait dan terikat dengan petunjuk Alloh, getar hati yang selalu menggerakkan langkah itu akan datang. Jangan sampai terjadi sebaliknya.Allah menggambarkan hati orang-orang yang tidak tersentuh oleh (tidak tunduk kepada) ayat-ayat Allah, serta tidak berusaha untuk mengingat-Nya, bahwa ia adalah hati yang mati dan lebih keras dibanding batu. Allah menggambarkan dengan firmannya:
لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْءَانَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا
لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
“Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.” (QS. Al-Hasyr {59} ; 21).
Permisalahan yang mestinya menggugah hati dan pikiran kita, akan arti pentingnya petunjuk sebagai Karunia dan Kasih Sayang Alloh kepada hamba Nya. Yaitu mengutus Rasul untuk menyampaikan petunjuk lengkap beserta referensi praktik-praktiknya.
قَدْ جَاءَكُمْ بَصَائِرُ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ أَبْصَرَ فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ عَمِيَ فَعَلَيْهَا وَمَا أَنَا عَلَيْكُمْ بِحَفِيظٍ
“Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka (manfa`atnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara (mu).” (QS. Al-An’am {6} : 104).
Orang yang meninggalkan petunjuk Alloh, meninggalkan Al-Qur’an sama halnya dengan orang yang kafir dan abai kepadanya.
Maka nyatalah, betapa pentingnya “ngaji” dan betapa pentingnya kaum muslimin mengkaji Al-Quran. Bahkan sebenarnya melebihi kepentingan mereka mempelajari urusan rumah tangga, urusan maisyah, menekuni perdagangan dan menggarap ladang, mengembankan perusahaan dan sebagainya. Sekalipun justru membuka petunjuk Alloh dalam peran kehidupan justru mensolusi dan menerangi urusan rumah tangga dan urusan-urusan kehidupan manusia yang lain. Akan tetapi kebanyakan dari umat manusia belum mengetahui dan belum mementingkannya.
Allah memberitahukan bahwa orang yang meninggalkan Al-Qur`an akan menyesal di hari kiamat kelak, karena dia telah berbuat dzalim terhadap dirinya sendiri, tunduk kepada selain Allah, dan berpaling dari Rasul serta kitab-Nya. Petunjuk ini diungkapkan didalam firman-Nya :
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَالَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا (27)
يَاوَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا (28)
(29) لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا
“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang dzalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul.” Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab (ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur’an ketika Al Qur’an itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. {25} Al-Furqan; 27-29).
Kita juga berkewajiban untuk berinteraksi dengan baik terhadapnya dengan memahami guna menjalankannya. Tidak ada yang lebih baik dari usaha kita untuk mengetahui kehendak Allah terhadap kita. Dan, Allah menurunkan kitab-Nya agar kita mentadabburinya, memahami kedalaman dan keluasan maknanya, serta mengeksplorasi kandungan-kandungan dan kemuliaannya. Tentunya, setiap orang berusaha sesuai dengan kadar kemampuannya.
Kita juga berinteraksi dengan baik terhadap Al-Qur’an dengan mengikuti petunjuknya serta mengerjakan ajarannya. Dan, memutuskan suatu hukum dengan syariatnya serta mengajak manusia mengikuti petunjuknya. Ia adalah metode bagi kehidupan individu, undang-undang bagi aturan politik, serta petunjuk dalam berdakwah kepada Allah Ta’ala.
Sebaiknya kita tidak ikut arus pengaruh kebanyakan manusia di zaman kita sekarang ini, banyak kaum muslimin yang hanya sekedar menghafal huruf-hurufnya, namun tidak memperhatikan ajaran-ajarannya, diantara kita tidak berusaha untuk mempelajari kandungan isinya. Diantara kita tidak mampu berinteraksi secara benar dengannya, tidak memprioritaskan apa yang menjadi prioritas Al-Qur’an, tidak menganggap besar apa yang dinilai besar oleh Al-Qur’an, serta tidak menganggap kecil apa yang dinilai kecil oleh Al-Qur’an. Diantara mereka, ada yang beriman hanya dengan melaksanakan sebagian isinya, namun kafir dengan sebagian lainnya, seperti yang dilakukan oleh bani Israil terhadap kitab suci mereka.
Begitu pula kaum muslimin di zaman sekarang, sebagian besar bisa diakatan tidak mampu berinteraksi secara baik dengan Al-Qur’an, seperti yang dikehendaki Allah. Meskipun mereka mengambil berkah dengan membawanya serta menghias dinding-dinding rumah mereka dengan ayat-ayat Al-Qur’an, namun mereka lupa bahwa keberkahan itu akan didapati, apabila mereka mengikuti dan menjalankan hukum-hukumnya. Hal ini sebagaimana difirmankan oleh Allah :
وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dan Al Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat” (QS. {6} Al-An’am: 155).
Memahami al-Qur’an adalah kewajiban setiap muslim. Allah memberikan akal dan fikiran kepada manusia yang tujuannya semata-mata agar manusia memikirkan apa-apa yang telah Allah turunkan semua yang ada di alam semesta.
Adalah al-Qur’an dan As Sunnah yang dijadikan pedoman hidup oleh umat islam. Al-Qur’an karim adalah kalamullah, kitab suci yang agung, mukjizat terbesar yang Allah turunkan kepada nabi Muhammad SAW, yang dapat mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, sebagai syifa atau penyembuh jiwa, juga petunjuk dan rahmat. Orang yang belajar dan mengajarkannya dianggap sebaik-baiknya manusia, bacaan setiap hurufnya mendatangkan pahala, bahkan menjadi syafaat di akhirat kelak bagi siapa saja yang mengamalkan kandungannya. Sebaliknya, keutamaan yang dijanjikan al-Qur’an tidak mungkin diraih apabila kita jauh darinya.
Maka marilah pentingkan waktu dan perhatian kita, tentukan tempat kita mengkaji, pastikanlah kita semakin dekat dengan Petunjuk Al Quran, dengan belajar, Ngaji, memahami, mengamalkannya dan menegakkan jamaah untuk mendakwahkannya.